Saham BUMI Melonjak Tajam, Analisis BRIDS Ungkap Peran Aksi Korporasi dan Minat Investor

Redaksi

Saham BUMI
Saham BUMI

AsatuNews.co.id – Pasar saham Tanah Air kembali dihebohkan oleh pergerakan agresif saham emiten batu bara. Saham BUMI milik PT Bumi Resources Tbk mencatat lonjakan signifikan dalam waktu singkat, menarik perhatian investor ritel maupun institusi. Kenaikan harga yang terbilang ekstrem ini membuat BUMI kembali menjadi salah satu saham paling ramai diperbincangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tak hanya BUMI, emiten terafiliasi lainnya seperti PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga menunjukkan performa impresif. Dalam sepekan terakhir, DEWA ikut mencatat penguatan tajam hingga menyentuh level harga tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar mengenai faktor pendorong reli tersebut.

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) dalam kajiannya menilai lonjakan dua saham ini tidak terjadi tanpa alasan. Ada kombinasi sentimen teknikal, fundamental, serta ekspektasi pasar terhadap perbaikan kinerja dan aksi korporasi yang mendorong reli harga secara signifikan.

Lonjakan Saham BUMI Jadi Sorotan Pasar

Kinerja Harga Saham BUMI Sepekan Terakhir

Menurut catatan BRI Danareksa Sekuritas, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melonjak 54,6 persen hanya dalam satu pekan dan ditutup di level Rp 368 per saham. Level ini menjadi harga tertinggi BUMI sejak 2018, sebuah capaian yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Secara year to date, performa saham BUMI bahkan lebih mencolok. Sepanjang tahun berjalan, saham ini telah menguat lebih dari 200 persen, menjadikannya salah satu saham dengan kinerja terbaik di Bursa Efek Indonesia.

Kontribusi Besar terhadap Nilai Transaksi BEI

Tak hanya dari sisi harga, saham BUMI juga mencuri perhatian lewat aktivitas perdagangannya. BRIDS mencatat nilai transaksi saham BUMI berkontribusi sekitar 25 hingga 30 persen dari total nilai transaksi harian BEI dalam beberapa sesi perdagangan terakhir.

Tingginya nilai transaksi ini mencerminkan besarnya minat investor terhadap saham BUMI, baik untuk tujuan trading jangka pendek maupun spekulasi lanjutan seiring tren penguatan yang terbentuk.

Faktor Pendorong Kenaikan Saham BUMI

Sentimen Harga Batu Bara Global

Salah satu faktor eksternal yang menopang saham BUMI adalah sentimen sektor komoditas, khususnya batu bara. Permintaan dari negara-negara Asia seperti China dan India masih relatif kuat untuk kebutuhan energi, terutama pembangkit listrik.

Sebagai produsen batu bara besar, BUMI memiliki sensitivitas tinggi terhadap pergerakan harga komoditas tersebut, sehingga setiap perbaikan sentimen global langsung tercermin pada pergerakan sahamnya.

Ekspektasi Perbaikan Fundamental Perusahaan

Investor juga mulai memperhitungkan potensi perbaikan fundamental BUMI. Perusahaan dalam beberapa tahun terakhir melakukan restrukturisasi utang dan penataan ulang operasional untuk menjaga keberlanjutan bisnis.

Meski tantangan masih ada, ekspektasi pasar terhadap efisiensi dan stabilitas keuangan menjadi katalis tambahan yang mendorong minat beli saham ini.

Analisis Teknikal Saham BUMI Menurut BRIDS

Level Support dan Resistance Saham BUMI

Dari sisi teknikal, BRI Danareksa Sekuritas memetakan area penting pergerakan saham BUMI dengan support di kisaran Rp 322 hingga Rp 334. Sementara itu, area resistance berada pada rentang Rp 378 sampai Rp 396.

Selama saham BUMI mampu bertahan di atas area support tersebut, potensi penguatan lanjutan masih terbuka. Namun investor juga perlu mencermati potensi koreksi jangka pendek mengingat kenaikan harga yang sudah sangat tajam.

Risiko Volatilitas Tetap Tinggi

Dengan lonjakan lebih dari 50 persen dalam sepekan, saham BUMI masuk kategori saham berisiko tinggi dengan volatilitas besar. BRIDS menilai saham ini lebih sesuai bagi investor berprofil agresif yang menerapkan manajemen risiko ketat.

Saham DEWA Ikut Meroket, Ini Penjelasannya

Kinerja Saham Darma Henwa (DEWA)

Selain saham BUMI, DEWA saham juga mencatat performa impresif. Dalam periode yang sama, saham PT Darma Henwa Tbk melonjak 46,8 persen dalam sepekan dan ditutup di level Rp 650 per saham.

Harga tersebut menjadi level tertinggi DEWA sejak 2008, menandai fase kebangkitan setelah lama bergerak di harga rendah.

Sentimen Restrukturisasi Utang dan Prospek Bisnis

Penguatan saham DEWA didukung oleh sentimen restrukturisasi utang yang mulai menunjukkan kemajuan. Langkah ini dinilai krusial untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan dan meningkatkan kepercayaan investor.

Sebagai kontraktor tambang, prospek DEWA juga ditopang oleh aktivitas sektor pertambangan yang masih solid, terutama dari sisi kebutuhan jasa penambangan.

Analisis Teknikal DEWA Saham

BRI Danareksa Sekuritas mencatat saham DEWA memiliki support di area Rp 470 hingga Rp 500, dengan target resistance berikutnya pada kisaran Rp 645 sampai Rp 695.

Dengan harga yang sudah berada di area resistance, investor disarankan untuk lebih berhati-hati terhadap potensi aksi ambil untung dalam jangka pendek.

Dampak Lonjakan Saham BUMI dan DEWA bagi Pasar

Lonjakan saham BUMI dan DEWA memberikan dampak signifikan terhadap likuiditas pasar. Aktivitas transaksi yang tinggi membantu menjaga dinamika perdagangan di BEI tetap aktif, terutama pada saham lapis kedua dan ketiga.

Namun di sisi lain, euforia pasar juga berpotensi memicu risiko bagi investor yang masuk tanpa perhitungan matang.

Kesimpulan

Lonjakan saham BUMI dan DEWA saham menunjukkan kuatnya sentimen pasar terhadap emiten berbasis komoditas dan perusahaan yang tengah melakukan perbaikan fundamental. Secara teknikal, peluang penguatan masih terbuka, namun risiko koreksi tetap perlu diantisipasi.

Investor disarankan untuk tetap disiplin, memperhatikan level teknikal penting, serta menyesuaikan strategi dengan profil risiko masing-masing agar tidak terjebak euforia jangka pendek.

Also Read

Leave a Comment