"Green democracy yang disampaikan dalam buku ini adalah demokrasi yang relevan dengan ke-Indonesia-an. Demokrasi bangsa yang sarat dengan nilai-nilai Pancasila dan budaya musyawarah dan gotong royong. Demokrasi yang jelas bertujuan pada peningkatan kualitas hidup dan kehidupan bangsa Indonesia," ujar Bamsoet usai menghadiri peluncuran buku 'Green Democracy' di Jakarta, Jumat (27/9/2024) malam.
Hadir antara lain Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Mendagri Tito Karnavian, Ketua Komisi Yudisial Amzulian Rifai, Anggota DPD Jimly Asshiddiqie dan Yorrys Raweyai, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Yusril Ihza Mahendra, serta Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah.
Ketua DPR ke-20 dan Ketua Komisi III DPR ke-7 bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini memaparkan, demokrasi merupakan salah satu pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lebih dari sekadar sebuah sistem, demokrasi mencerminkan komitmen terhadap keadilan, keterwakilan, dan partisipasi aktif masyarakat.
Pada perjalanannya, demokrasi memiliki sejumlah tantangan yang dihadapi. Seperti kurangnya akses terhadap partisipasi politik, pengaruh politik uang, serta penyebaran disinformasi yang dipadukan dengan kondisi tingkat literasi masyarakat yang rendah. Hal ini menjadikan demokrasi hanya sebagai stempel untuk melegitimasi kekuasaan.
"Karena itu, perlu perhatian serius dari semua pihak untuk menanggulangi tantangan tersebut, agar dapat memastikan sistem demokrasi kita berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Diperlukan sebuah komitmen bersama untuk memperkuat sistem demokrasi melalui penguatan checks and balances antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta peningkatan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menjelaskan, dalam konteks kehidupan global yang terus berkembang, tidak dapat diabaikan adanya urgensi untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dan keberlanjutan dalam sebuah konsep demokrasi. Konsep green democracy muncul dengan menekankan pentingnya menciptakan keseimbangan antara demokrasi yang inklusif dan keberlanjutan lingkungan. Konsep ini mengajak untuk berpikir holistik tentang bagaimana sistem politik dapat mewakili masyarakat secara menyeluruh. Bukan hanya mewakili kepentingan segelintir orang atau kelompok, serta merespons tantangan ekologis.
"Sebagai bangsa yang bertujuan mencapai kemakmuran merata dan berkelanjutan, buku ini mengajak kita untuk mengadopsi pendekatan yang mengintegrasikan dimensi sosial dan ekologis dalam sistem demokrasi yang selaras dengan cita-cita bangsa. Dengan prinsip-prinsip green democracy, kita memiliki panduan untuk mewujudkan demokrasi yang lebih adil, inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkas Bamsoet. ****