Rubrik Pertambangan & Energi

Pemerintah Diminta Kaji Penyebab Peningkatan Impor Migas

JAKARTA (20/9/2024) --- Nilai impor minyak dan gas (migas) Indonesia pada Juli 2024 tercatat US$3,56 miliar, atau meningkat 8,78% dibandingkan Juni 2024 dan naik 13,59% dibandingkan Juli 2023. Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah untuk menekan nilai impor migas yang masuk ke Tanah Air, di samping terus mengkaji faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan impor migas tersebut, dan segera mengambil sikap dalam menetapkan kebijakan melalui strategi yang tepat untuk bisa menekan angka impor tersebut di masa mendatang.

"Mendorong  pemerintah untuk  mengoptimalkan program subsidi bahan bakar minyak (BBM) guna menjaga tingkat inflasi dan daya beli masyarakat, seiring dengan menetapkan exit strategy yaitu dengan cara pembatasan subsidi BBM guna menekan angka impor migas," kata Bamsoet di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Pemerintah agar dapat mempertimbangkan melakukan investasi baru, terutama di sektor hulu, serta melakukan pembaharuan atau peremajaan sumur minyak di dalam negeri, dikarenakan konsumsi yang terus meningkat menyebabkan Indonesia menggantungkan sekitar 62,5% suplai minyak mentah melalui impor. Pemerintah juga diminta dapat menerapkan strategi dalam melakukan penghematan migas, mengingat di sektor transportasi saat ini mengonsumsi sekitar 62,5% minyak bumi di Indonesia.

"Mendorong pemerintah melalui Kementerian terkait melaksanakan program percepatan pencarian sumber energi baru, utamanya geothermal, air, angin dan surya, melalui berbagai pengembangan teknologi, sehingga impor migas bisa ditekan, dan sebagai kebijakan yang tepat untuk menjamin ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan," tandas Bamsoet. ***