"FIFA harusnya didukung agar dalam sidang daruratnya berani menunjukkan sportivitas dengan berlaku fair dan adil dalam persoalan ini. Bila Rusia yang baru pada 2022 melakukan invasi ke Ukraina saja telah dihukum oleh FIFA di level klub dan timnasnya, sepantasnya perlakuan yang sama dijatuhkan kepada Israel yang sejak 1948 melakukan kejahatan perang berulang dan lebih parah bila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina," kata Hidayat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (18/5/2024).
Kejahatan Israel yang dinilai masuk dalam kejahatan genosida dan kejahatan perang juga telah dilaporkan dan berproses di dua peradilan internasional, yakni International Court of Justice (Mahkamah Internasional) dan International Criminal Court (Mahkamah Pidana Internasional). Bahkan, ujarnya, beberapa negara sudah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel atau menarik duta besar mereka.
Hidayat menjelaskan, demonstrasi besar-besaran menolak genosida dan kejahatan perang yang dilakukan Israel tidak hanya terjadi di negara-negara berpenduduk muslim, tetapi juga di negara-negara barat terjadi hampir setiap hari. Menurutnya, hal itu menunjukkan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina lebih jahat dan lebih merusak bila dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina. Oleh karena itu, ujarnya, seharusnya FIFA menjatuhkan sanksi minimal sama berat, yakni mengeluarkan Israel dari keanggotaan FIFA.
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, berdasarkan laporan Desember 2023, Israel telah membunuh 85 atlet Palestina. Sebanyak 50 korban di antaranya adalah pesepakbola, termasuk bintang sepakbola Palestina Ahmed Atef Mustafa Daraghmeh. Jumlah tersebut, tutur Hidayat, lebih besar karena perilaku Israel yang sejak 8 Oktober semakin brutal terhadap Gaza yang sudah menyebabkan korban tewas lebih dari 35 ribu warga sipil di Gaza.
Pada kesempatan itu ia juga mengapresiasi prestasi Timnas Indonesia beberapa tahun terakhir ini, sekaligus mengingatkan kembali kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir beserta jajaran pengurusnya sejarah bagaimana dahulu PSSI dilahirkan. "Saya ingatkan kembali bagaimana PSSI dilahirkan pada 19 April 1930, yang ketika itu dipimpin oleh Soeratin. Beliau dan para pemuda melahirkan PSSI sebagai alat perjuangan dan upaya politik untuk menentang penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Semangat ini harus terus digelorakan dengan membela bangsa Palestina yang masih dijajah oleh Israel," tegasnya.*
Editor : Patna Budi Utami