Rubrik Politik

Muhammadiyah Pionir yang Peduli dan Dukung Palestina Sejak Sebelum Indonesia Merdeka

JAKARTA (27/7/2024) -- Muhammadiyah adalah pionir dan mempunyai sejarah panjang menghadirkan kepedulian dan dukungan bagi Palestina, bahkan sebelum Indonesia merdeka dan sebelum Palestina dijajah oleh Israel. Bahkan pada 1931 pelajar Muhammadiyah yang tengah menuntut ilmu di Al Azhar Mesir menjadi sekretaris aktivis ulama Palestina untuk konferensi internasional membela Palestina.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, pelajar Muhammadiyah adalah Kahar Muzakir yang ketika itu baru berusia 24 dan aktivis ulamanya As-Sayyid Muhammad Al-Amin Al Husaini yang kemudian menjadi Mufti Palestina. Lalu pada 1937 Kahar Muzakir yang kemudian menjadi anggota badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan pahlawan nasional tersebut memimpin delegasi Indonesia untuk konferensi serupa.

"Keteladanan Profesor Kahar Muzakir patut diikuti oleh warga Muhammadiyah hari ini, khususnya para pelajar Muhammadiyah, apalagi di tengah serangan Israel yang membabi buta ke Palestina, menjadi genosida yang mengincar anak-anak dan bangunan sekolah mereka," kata Hidayat yang merupakan Penasihat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan sekaligus anggota DPR-RI Daerah Pemilihan DKI Jakarta II dan Luar Negeri, saat menghadiri peringatan Hari Bermuhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan bersama lebih dari 1.300 warga Muhammadiyah di Jakarta Selatan, Sabtu (27/7/2024).

Pada acara tersebut ia berkesempatan memberi sambutan sekaligus melepas peserta jalan sehat bela (Munashoroh) Palestina. Hidayat mengapresiasi penyelenggaraan Hari Bermuhammadiyah Jakarta Selatan periode Juli 2024 tersebut yang disertai dengan aksi jalan sehat bela  Palestina dan penggalangan dana bagi Palestina, serta lain pemberian santunan bagi puluhan anak yatim piatu.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS itu menjelaskan, berdasarkan laporan terkini dari Kementerian Pendidikan Palestina, sebanyak 353 bangunan sekolah dan universitas negeri serta 65 sekolah milik UNRWA hacur akibat dibom oleh Israel. Akibatnya, 8.914 anak meninggal dunia dan 14.894 anak lainnya mengalami luka-luka sedang hingga parah, serta lebih dari 620 ribu anak putus sekolah.

"Alhamdulillah beberapa waktu lalu warga dan pelajar Muhammadiyah sudah menunjukkan solidaritas. Sebanyak 172 kampus dan sekolah-sekolah Muhammadiyah serentak turun ke jalan menggelar aksi bela Palestina. Peringatan Hari Bermuhammadiyah bisa menjadi momentum untuk secara kontinyu menyuarakan keberpihakan warga Muhammadiyah bagi kemerdekaan bangsa Palestina, menolak genosida dan penjajahan Israel. Itu akan bersamaan dengan gerakan di tingkat nasional seperti berbagai aksi yang sudah digelar maupun yang di hari sama juga diselenggarakan aksi konvoi kendaraan bermotor bela Palestina di Jakarta," ujarnya.

Menurutnya, kegiatan jalan sehat bela Palestina adalah kegiatan yang bersejarah, positif, inspiratif, dan baik menjadi sunnah hasanah (tradisi baik) yang layak diikuti oleh pimpinan daerah Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Hadir dalam acara tersebut tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah Jakarta seperti Agus Suradika, Nurdiati Akma, dan Ketua PD Muhammadiyah Jakarta Selatan Edy Sukardi.

Jalan sehat dan kegiatan Munashoroh Palestina di sekitar kawasan Jalan Limau dan Limau Bendi School Jakarta Selatan itu dimulai pukul 07.30 WIB hingga selesai sekitar pukul 09.30 dan berlangsung meriah. Para peserta antusias mengikuti acara sambil membawa spanduk bela Palestina, mengibarkan bendera Palestina, bendera Muhammadiyah, dan bendera Merah Putih. Peserta datang dari berbagai sekolah Muhammadiyah di Jakarta Selatan.*

Editor : Patna Budi Utami