Special Report: MPR RI

Sosialisasi Empat Pilar  Bersama Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Ketua MPR  Dukung Penguatan Wawasan Kebangsaan Melalui Sekolah Virtual

JAKARTA (3/9/2024) - Ketua MPR ke-16 Bambang Soesatyo bersama Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) KH Chriswanto Santoso menandatangani nota kesepahaman antara MPR dengan LDII, untuk penguatan pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan melalui Sekolah Virtual Kebangsaan.  Dengan demikian,  MPR dapat memasifkan kegiatan internalisasi program Empat Pilar  di lingkungan warga LDII, khususnya bagi para pengurus, generasi muda, ustadz dan ustadzah LDII melalui kegiatan Sekolah Virtual Kebangsaan.

"Selain melalui penyelenggaraan Sekolah Virtual Kebangsaan, MPR dan LDII juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan sosialisasi Empat Pilar  di pondok pesantren, sekolah dan madrasah, yayasan, majelis taklim, dan komunitas warga LDII, di dalam maupun di luar negeri. Sekaligus mengajak partisipasi warga LDII dalam berbagai kegiatan sosial-kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh MPR," ujar Bamsoet dalam sosialisasi Empat Pilar  di Gedung Nusantara IV MPR, Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Dijelaskan, kerja sama sosialisasi Empat Pilar memiliki makna penting, mengingat ormas keagamaan adalah entitas sosial yang memiliki pengaruh kuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehadiran ormas keagamaan pun cenderung lebih mudah diterima oleh masyarakat, dibandingkan organisasi kemasyarakatan lainnya, karena ormas keagamaan dipimpin oleh tokoh-tokoh agama yang menjadi teladan (role model) bagi masyarakat.

"Kecenderungan penghormatan masyarakat terhadap eksistensi ormas keagamaan ini selaras dengan temuan hasil survei LSI, bahwa tingkat kepatuhan masyarakat terhadap himbauan tokoh agama memiliki persentasi yang cukup tinggi, mencapai 51,7%, jauh lebih tinggi dibandingkan kepatuhan terhadap seruan yang disampaikan politisi, yang hanya mencapai 11%," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam Kadin Indonesia ini menerangkan, pada prinsipnya, hubungan kerja sama yang dibangun dengan ormas keagamaan, bersifat simbiosis mutualisme, saling menopang satu sama lain. Di satu sisi, ormas keagamaan dapat memanfaatkan kerja sama ini dalam kerangka internalisasi nilai-nilai dan wawasan kebangsaan secara lebih intensif dan mendalam.

Di sisi lain, eksistensi ormas keagamaan menjadi filter untuk menetralisasi hadirnya isu-isu keagamaan yang sensitif, yang jika tidak disikapi dengan arif dan bijaksana, dapat menimbulkan kesalahpahaman, memantik konflik sosial, bahkan menggerus ikatan soliditas kebangsaan kita. 

"Kemajuan zaman adalah sebuah keniscayaan yang tidak mungkin terelakkan. Seiring perjalanan waktu, tatanan kehidupan akan terus mengalami pergeseran dan perubahan, melahirkan paradigma baru pada berbagai aspek kehidupan. Rangkaian momentum kehidupan akan melahirkan ragam peradaban yang akan membentuk periodisasi zaman, di mana pada setiap periodisasi zaman tersebut akan menghadirkan tantangan yang terus berkembang secara dinamis," pungkas Bamsoet.

Hadir antara lain, Ketua Umum LDII KH Chriswanto Santoso, Sekretaris Umum LDII Dody Taufiq Wijaya, Ketua LDII Singgih Trisulistyono, dan Ulama KH Aceng Karimullah. ****