Hukum

Terima Duta Besar Iran untuk Indonesia, Ketua MPR Pastikan Penanganan Kasus Hukum Kapal MT Arman 114 Transparan dan Berkeadilan

JAKARTA (29/8/2024) - Ketua MPR ke-16 Bambang Soesatyo memastikan proses hukum terhadap kasus hukum kapal MT Arman 114 berbendera Iran akan berjalan transparan dan berkeadilan. Termasuk memperhatikan hak-hak pemilik kapal dan tetap menghormati keberadaan bendera Republik Islam Iran di kapal tersebut. Sebagaimana juga sudah disampaikan oleh Kejaksaan Agung melalui Jaksa Agung Muda Pidana Umum Asep Nana Mulyana saat menerima Duta Besar Iran untuk Indonesia pada Juni 2024.

Duta Besar Iran untuk Indonesia percaya bahwa sistem hukum di Indonesia dapat berjalan adil dan transparan. Karena itu, terhadap beberapa hal yang menurut mereka kurang pas, pihak Kedutaan Iran akan menempuhnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

"Misalnya, selain berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung, pihak Kedutaan Iran juga sudah mengirimkan surat kepada Ketua Mahkamah Agung yang pada intinya menyampaikan bahwa Kedutaan Iran menemukan beberapa dokumen palsu yang mengatasnamakan Republik Islam Iran atau Kedutaan Iran yang dilampirkan dalam berkas perkara dan diserahkan kepada Pengadilan Negeri Batam. Pemerintah Republik Islam Iran melalui Kementerian Luar Negeri Iran juga sudah mengirimkan surat kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI untuk mengklarifikasi beberapa hal. Hal terbaik bisa didapatkan oleh kedua negara, bagi Indonesia maupun bagi Iran. Dengan demikian, tidak mengganggu hubungan persahabatan kedua negara yang selama ini telah berjalan dengan baik," ujar Bamsoet saat menerima Duta Besar Iran untuk Indonesia, HE Mr Mohammad Boroujerdi, di Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Hadir antara lain Asisten Duta Besar Iran Ali Pahlevani Rad, Pemilik Kapal MT Arman 114 Mehdi Yousefi, dan Kuasa Hukum Kapal MT Arman 114 Ali Nurdin.

Ketua DPR ke-20 dan Ketua Komisi III DPR ke-7 bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, kasus hukum bermula pada Oktober 2023. Kapal patroli Bakamla RI KN Pulau Marore 322 menangkap kapal MT Arman 114 berbendera Iran di Laut Natuna Utara karena diduga mencemari lautan dengan membuang limbah minyak tumpah. Tindakan tersebut merupakan tindakan pidana lingkungan hidup sesuai Pasal 98 ayat (1) UU Nomor 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana diubah dengan UU Nomor 06/2023 Tentang Penetapan Perppu  Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang.

"Pengadilan Negeri Batam pada Juli 2024 menjatuhkan vonis dengan menetapkan kapal MT Arman 114 beserta kargo dan muatan light crude oil kurang lebih 272.629,067 MT senilai Rp4,6 triliun, dirampas dan dilelang demi negara. Pihak Iran saat ini telah mengajukan permohonan hukum agar proses lelang bisa ditunda, sambil mereka menyelesaikan proses hukum lebih lanjut terkait keberadaan Kapal MT Arman 114 di Indonesia," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam Kadin Indonesia ini menerangkan, penyelesaian kasus hukum kapal MT Arman 114 dengan ketentuan hukum yang berlaku, pada prinsipnya jangan sampai mengganggu hubungan baik Indonesia - Iran. Indonesia dan Iran telah menjalin hubungan diplomatik yang baik dan bersahabat sejak tahun 1950.

"Kedua negara memiliki kesamaan pandangan atas berbagai isu regional dan internasional yang merupakan kepentingan bersama dan bekerja sama erat dalam diplomasi di berbagai forum internasional, terutama di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Gerakan Non-Blok," pungkas Bamsoet. ***