"Kita tengah memulihkan iklim investasi di Indonesia. Akibat aksi premanisme yang mengganggu investor dan pelaku usaha, kini kita tercoreng kembali citranya akibat aksi intimidatif yang ditunjukkan sejumlah pelaku usaha yang mendesak pembagian alokasi pekerjaan dalam jumlah besar tanpa tender," kata politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Aksi premanisme tersebut tersebar melalui video pada media sosial. Kontan tersebut, ujarnya, menyebar ke kalangan investor dalam dan luar negeri yang kemudian mempertanyakan kondusivitas iklim investasi di Indonesia akibat banyaknya gangguan yang dihadapi. Atas peristiwa tersebut Eddy mendesak perwakilan organisasi pelaku usaha yang diduga menekan dan mengintimidasi investor untuk segera ditindak tegas oleh pimpinan organisasi induknya di pusat.
Aparat penegak hukum, lanjutnya, harus segera menindak oknum-oknum yang meresahkan itu agar Indonesia mengirimkan sinyal kuat bahwa kita tidak menolerir aksi-aksi 'koboi' tersebut. Selain itu, agar kepercayaan investor tidak susut terhadap iklim investasi Indonesia, ia mendukung pelaku usaha yang diganggu oleh ulah premanisme dan oknum untuk segera melapor ke Satgas Investasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar permasalahan tersebut dapat ditangani dan diselesaikan dengan cepat.
"Perlu saya tegaskan kembali bahwa siapa saja yang mengganggu iklim investasi dan bisnis di Indonesia sama saja dengan mengganggu target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%," tutup Anggota Komisi XII DPR RI itu.*
Editor : Patna Budi Utami