Special Report DPR RI

DPR Konsisten Suarakan Isu Palestina

Fadli Zon

Jakarta, 19/12 - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menegaskan, DPR selalu konsisten dalam menyuarakan isu Palestina di berbagai forum internasional karena rakyat Indonesia sejak dahulu selalu mendukung kemerdekaan Palestina dari negara Israel.


"Isu Palestina selalu mendapatkan perhatian penting masyarakat Indonesia," kata Fadli Zon dalam pernyataandi Jakarta, Selasa (18/12/2018) malam.

Fadli Zon dan sejumlah anggota DPR RI juga telah menghadiri Konferensi Liga Parlemen untuk Yerusalem yang digelar di Istanbul, Turki, 14-15 Desember 2018.

Konferensi yang dihadiri oleh delegasi lebih dari 75 negara itu merupakan organisasi dari parlemen seluruh dunia yang mendukung kemerdekaan Palestina yang berdiri sejak tahun 2015.

"Rakyat Palestina memang tak boleh berjuang sendirian. Kita harus menggalang dukungan dunia untuk membantu rakyat Palestina. Inilah yang turut diupayakan oleh organisasi ini, yaitu melalui jalur diplomasi parlemen," ungkap Fadli.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyatakan bahwa mewujudkan kemerdekaan Palestina jangan diharapkan dapat tercapai dengan bantuan Amerika Serikat.

Fahri berpendapat bahwa daripada berharap dari inisiatif AS, lebih baik bila diformatkan sebuah koalisi yang dipenuhi oleh negara-negara yang tulus terhadap isu Palestina. "Sehingga kemerdekaan negara itu setahap demi setahap dapat dilacak, untuk kemudian menjadi bagian dari proses yang lebih maju dari waktu ke waktu," katanya pula.

Fahri mengingatkan Pemerintah Indonesia bahwa inisiatif Indonesia pada tingkat global, dan khususnya tentang Palestina itu sangat dalam, antara lain karena dalam konstitusi Indonesia disebutkan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa.

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR RI Rofi' Munawar menilai langkah Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel adalah langkah keliru dan ceroboh bagi masa depan perdamaian Palestina-Israel.

"Keputusan itu tidak tepat. Jelas itu merugikan masa depan Palestina dan mengganggu hubungan Australia dengan mitra-mitra strategisnya termasuk Indonesia," kata Rofi'. ****