“Kami mengapresiasi kebijakan Menteri Perdagangan yang akan memberlakukan peningkatan porsi DMO CPO dari perbandingan 1:8 menjadi 1:6, untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng menjelang Ramadhan. Namun dalam jangka panjang, pemerintah juga perlu menyiapkan pasokan CPO yang lebih untuk kebutuhan kebijakan bauran biodiesel B35 atau bahkan B40,” jelas Sultan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Sebagai negara kepulauan yang luas, kata Sultan, Indonesia membutuhkan bahan bakar jenis biosolar yang lebih, dalam mendukung aktivitas transportasi dan logistik. Di sisi lain, pemerintah juga perlu memperhatikan kembali nilai impor BBM, yang terus mengalami peningkatan sehingga menggerus cadangan devisa negara.
Sebagai penghasil utama CPO, lanjutnya, Indonesia seharusnya mampu menjadi pemain utama produsen biodiesel dunia. Namun sayangnya pada 2022, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel diperkirakan baru 17% dari produksi CPO, padahal produksi minyak sawit Indonesia mencapai 45,12 juta ton pada 2022.
“Oleh karena itu, diharapkan ke depannya DMO CPO yang diperuntukkan khusus biodiesel terus ditingkatkan, sesuai kebutuhan secara proporsional. Kami juga mengapresiasi kementerian ESDM yang berhasil menyabet penghargaan tertinggi di Kawasan Asia Tenggara pada ajang ASEAN Energy Awards (AEA) 2022,” tandas Sultan. ***